Minggu, 27 September 2009

Pengaruh Kepercayaan Tradisional Bagi Ibu Hamil ( Tugas SosBud 1 )

Pengaruh Kepercayaan Tradisional Bagi Ibu Hamil

Kepercayaan Tradisional atau biasanya terkenal dengan kata pamali merupakan bagaimana masyarakat sekarang memandang sebuah kapamalian. Seorang ibu melarang anaknya duduk di ambang pintu dengan dalih pamali. Anak itu malah mengkilahnya bahwa pamali merupakan sesuatu yang kuno; tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Ibu itu tidak bisa berargumen. Ia hanya mengatakan bahwa kapamalian sudah ada semenjak dahulu kala, semenjak ibu dari nenek si anak itu masih ada.

Mungkin ia sendiri tidak tahu, mengapa perbuatan itu pamali. Atau, akibat apa yang kelak akan terjadi. Boleh jadi, kapamalian ini memang semata-mata berdasarkan pada kepercayan, kalaupun bukan berdasarkan pengalaman, pengetahuan, ataupun ada maksud lain tertentu di baliknya. Menurut sementara orang, konon, kapamalian merupakan cara orang tua di masa lalu dalam menakut-nakuti anaknya. Kelaziman di masa dulu, anak akan lebih takut pada hal yang gaib, belum tentu terjadi, ketimbang pada hal-hal yang nampak atau nyata.

Dalam bahasa Sunda, “pamalimerupakan kata sifat. Kata ini sinonim dengan katapantrangdancadu” yang dalam bahasa Indonesia sepadan dengan pantang atau tabu (Inggris: taboo). Kata bendanya adalahkapamalian”. Kata ini semakna dengan pantrangan (pantangan) dan panyaraman (larangan). Kapamalian berarti sesuatu yang dianggap pamali yang kalau dilanggar akan ada matak-nya (menyebabkan sesuatu) menurut kepercayaan karuhun. Dengan demikian, yang membedakan kapamalian dengan larangan lainnya ialah pada matak-nya itu, yakni akibat yang dipercaya kelak akan menimpa seseorang atau sesuatu bila larangan itu dilanggar. Matak-nya ini ada yang diyakini akan berdampak pada diri si pelanggar, ada pula yang akan berpengaruh pada lingkungannya.

Mengenai suatu pemikiran atau suatu kepercayaan tradisional ada sisi baik dan tidaknya (pengaruh kepercayaan tradisional ), namun permasalahan yang cukup besar pengaruhnya pada seorang Ibu pada masa kehamilan adalah masalah gizi. Kegiatan ibu hamil sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil. Apabila kurangnya asupan energy dari makanan, tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan- pantangan terhadap beberapa makanan. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan yang masih minim pengetahuan mengenai kehamilan, melahirkan dan menyusui . Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.


Di masyarakat Betawi atau yang sekarang kita kenal adalah Jakarta, berlaku pantangan makan ikan laut, ikan asin, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Padahal, protein yang terkandung dalam ikan, dapat meningkatkan kecerdasan otak si anak. Di daerah Subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan. (Wibowo, 1993).

Banyak makanan yang sebenarnya bergizi justru menjadi pantangan atau pemali bagi masyarakat dahulu yang percaya akan kepercayaan tradisional. Pisang dapat menjadikan bayi terlalu besar di kandungan dan sulit melahirkan, larangan makan ikan dan sayuran tertentu masih dijadikan pesan khusus bagi ibu hamil di daerah tertentu.


Di desa Cilendek Jawa barat, masih banyaknya wanita yang yakin akan kepercayaan atau tradisi lama, yang justru merugikan kesehatan wanita sendiri. Misalnya memakan makanan bergizi yang dibutuhkan ibu hamil tetapi dipercaya akan berpengaruh buruk terhadap ibu dan anak. Wanita hamil umumnya hanya memakan sayur-sayuran (lalap) kebiasaan suku Sunda yang dianggap makanan sehat, jarang ditambahi dengan ikan, daging, dan buah-buahan yang dianggap tidak baik untuk si bayi. Akibatnya wanita hamil di propinsi Jawa Barat secara umum menderita anemia.

Dalam suatu propinsi di Indonesia, ada yang mengharuskan pantangan tersebut tidak saja berlaku untuk sang ibu yang hamil, tetapi juga berlaku bagi sang suami. Pantangan-pantangan bagi ibu hamil tersebut antara lain:

  • Pantang minum air terlalu banyak karena bila melahirkan terlalu banyak air dan atau beranak kembar.
  • Pantang makan gula merah atau tebu serta nanas karena dapat membuat perut sakit.
  • Pantang makan ikan cumi-cumi karena dapat melahirkan bayi dalam bentuk cumi-cumi dan sebagainya.

Selain itu ada pantangan-pantangan makanan yang tidak boleh dimakan selama kehamilan yang hampir memiliki kemiripan antara suatu daerah dengan daerah lain di Indonesia misalnya, tidak boleh mengkonsumsi ikan dengan asumsi kelak anaknya lahir akan mempunyai kulit bersisik atau tidak mulus. Juga dilarang memakan buah-buahan seperti pepaya, pisang ambon, nanas dan lain-lain agar vagina tetap kering.


Bahkan ada yang dianjurkan meminum air kelapa muda, dengan tujuan agar kulit anaknya mulus dan kepalanya tidak berkerak. Bahkan di usia kandungan 9 bulan dianjurkan setiap hari meminum minyak kelapa yang dibuat sendiri agar anaknya lancar lahir sebab telah di "minyaki". Segala anjuran lebih diarahkan kepada kepentingan pihak-pihak lain di luar wanita itu sendiri, teutama kepentingan suami dan anak. Penjagaan kesehatan ibu sebelum melahirkan tidak mendapatkan perhatian khusus apakah itu makanannya, vitamin atau pemeriksaan rutin ke puskesmas, bidan atau dokter.

Berbagai pantangan makanan bagi ibu hamil yang berdasarkan faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat, disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya, fakta dasarnya merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu.

Dampak negatif pantangan makan makanan tertentu pada ibu hamil adalah seperti pantang makan ikan laut yang merupakan sumber asam folat dan protein tinggi, sumber zat besi seperti pada dagin buah-buahan yang kaya akan vitamin dan makanan lain yang mengandung zat-zat lain yang berguna bagi tubuh. Dengan pantang memakan jenis makanan tersebut justru akan berdampak negatif bagi kesehatan ibu dan janin. Konseling dan penyuluhan sangat diperlukan untuk merubah persepsi yang salah tersebut.

Sedangkan dampak positif pantangan makan makanan tertentu pada ibu hamil adalah seperti makan buah nanas dan durian karena jika dimakan maka akan menyebabkan rasa panas pada perut ibu. Rasa panas itu timbul karena efek gas yang dihasilkan oleh buah-buahan tersebut dan itu tidak baik bagi kesehatan ibu dan janin.

Untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapatkan makanan bagi dirinya sendiri maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energy agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam memudahkan kelahirannya dan untuk produksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkan. Demi suksesnya kehamilan keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan protein, mineral, vitamin, dan energi.

Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin C, asam folat, zat besi, kalsium, zink, angka kecukupan yang dianjurkan oleh National Research Council, US National Academy of sciences (1980)

Contoh menu makanan dengan pola yang baik :

Makan pagi :

  • Nasi
  • Ikan atau ayam goreng
  • Tempe atau tahu goreng
  • Tumis kacang panjang
  • Buah
  • Susu/Teh

Makan siang/malam :

  • Nasi
  • Ikan goreng
  • Tahu/tempe bacem
  • Sayur bobor daun singkong
  • Pepaya /pisang
  • Susu

Makanan selingan : Pisang rebus/ubi rebus/kue kering/buah/teh manis

KESIMPULAN

  • Suatu kepercayaan tradisional mengenai berbagai pantangan makanan bagi ibu hamil, seringkali membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.
  • Pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin C, asam folat, zat besi, kalsium, zink.
  • Demi suksesnya kehamilan keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan protein, mineral, vitamin, dan energi. Karena Makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam memudahkan kelahirannya dan untuk produksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkan
  • Makanlah makanan yang mengandung :
  1. · Vitamin, seperti terdapat pada : ikan, jeruk, daging ayam tak berlemak, sayuran hijau dll.
  2. · Kalsium, seperti terdapat pada : Susu , yang berfungsi untuk pembentukan tulang, dll.
  3. · Zat Besi, seperti terdapat pada : Hati, telur, dan daging.
  4. · Zink, seperti terdapat pada : Makanan Laut.
  5. · Magnesium, seperti terdapat pada : Biji-Bijian, susu dan daging.
  6. · Yodium, seperti terdapat pada : Garam beryodium, makanan laut.
  7. · Fospor, seperti terdapat pada : Telur, daging dan susu.
  8. · Banyak minum air putih mineral
  • Dianjurkan untuk Berkonsultasi kepada seorang tenaga ahli yang professional, seperti Bidan, ahli gizi, ataupun dokter. Agar saran yang diberikan tepat dan aman.

SUMBER

Ø nono_choco@blogspot.com

Ø www.google.com

Ø Buku Sejarah dan Peninggalan Betawi

Ø Buku saku bidan; ECG. Jakarta

Ø kabayan@blogspot.com

1 komentar: